• Sinka Rider

    Malam hari di kapal menuju Banjarmasin

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Senin, 16 Mei 2016

Menyusuri Jalur Trans Kalimantan

Perkenalkan, namaku Handrio Dwi Kusuma yang biasa dipanggil Rio oleh teman temanku sekantor. Aku lahir di Pontianak, 5 desember 1992. Kini aku bekerja di salah satu perusahaan swasta terkenal di Singkawang, Kalimantan Barat dan kini aku beserta kedua orang tuaku tinggal di kota ini.
Aku lahir dari orangtua perantau. Ayahku keturunan Jawa dan ibuku Sambas. Dilahirkan dari orang tua yang suka bepergian jauh membuatku menjadi yang sekarang ini. Suka dan hobi bepergian jauh, terutama menggunakan sepeda motor(solo riding).
Jadi kisah ini berawal dari pada saat libur kuliah semester keduaku. Aku kuliah di salah satu universitas swasta yang cukup terkenal di Malang, Jawa Timur. Setelah meninggalkan tanah kelahiran selama satu tahun, akupun ingin rasanya pulang ke kampung halamanku. Maka hari itu aku putuskan untuk pulang ke Singkawang. Karna pada saat itu, orangtuku tinggal di sana. Ber-modalkan uang kira kira 2,5 juta dan tungganganku, aku segera browsing di internet untuk mencari cara jalan pulang dari Malang menuju Singkawang.
Ada rute yang pertama yaitu, perjalanan darat dari Malang ke Semarang (kira-kira 8-9jam), dilanjutkan dengan menggunakan kapal ro-ro di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang menuju Pelabuhan Dwikora Pontianak selama 36 - 53 jam tergantung kondisi tinggi gelombang di perairan Laut Jawa. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Singkawang kira-kira 3 jam perjalan. Ini adalah rute terdekat dan tercepat.
Rute yang kedua, dari Malang ke Semarang. Namun yang ini bukan menggunakan kapal ro-ro jurusan Semarang - Pontianak, tapi jurusan Semarang - Kumai (pelabuhan kecil yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah) yang lama perjalan bisa ditempuh kira kira 24 jam, lalu dilanjutkan perjalanan darat menuju Singkawang. Aku belum tahu sama sekali tentang jalur ini, karna belum pernah aku lewati. Aku hanya membaca peta, google earth dan membaca blog-blog yang ada di internet untuk mengetahui keberadaan dan kondisi jalur ini yang merupakan Jalur Trans Kalimantan poros selatan yg baru dalam tahap pengerjaan.
Yang ketiga, adalan rute Malang - Surabaya (via Tangjung Perak) kemudian menggunakan kapal ro-ro jurusan Surabaya - Banjarmasin. Jalur ini terlihat lebih jauh ketimbang dua rute sebelumnya. Namun hanya menempuh perjalanan laut selama kurang dari 24 jam. Selebihnya, untuk mencapai Singkawang di lanjutkan dengan perjalan darat. Sama seperti rute yang kedua, aku tidak mengetahui sama sekali jalur dan kondisi jalan di jalur ini. Dan karna rasa penasaran yang tinggi, aku putuskan untuk mengambil rute ini.
Setelah mencari cari informasi tiket kapal, akhirnya dapat. Tiket kapal beserta motor tujuan Banjarmasin dengan biaya sebesar lebih dari Rp. 500.000,-(saya lupa, hehehe). Setelah membereskan barang dan juga tidak lupa untuk menservice motor Honda Cs1 tahun 2009 ku. Berangkat dari Malang, tanggal 8 oktober 2013 menuju Sidoarjo. Lho kok Sidoarjo ? Ya, Sidoarjo. Di situlah aku menginap dan beristirahat satu malam sebelum keberangkatan yang dijadwalkan esok sore pukul 5. Aku menginap di rumah Bro Raden Kaisar Jr. Dia anggota club Adventurider Indonesia (komunitas motor petualang).
Esok harinya rabu 9/10 , aku berangkat menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, ditemanai beberapa anggota Adventurider lainnya menuju pelabuhan. Setelan berpamitan dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan, saya langsung masuk menuju kapal. Tidak lupa, dilakukan pengecekan surat-surat kendaraan, tiket dll oleh polisi dan petugas pintu masuk kapal. Setelah masuk dan parkir di tempat yang sudah disediakan, aku kemudian naik ke dek bagian atas (lupa dek berapa :v) untuk mencari ruangan tidur. Jangan lupa, cabut kutub + aki motor untuk mencegah terjadinya konsleting selama pelayaran (untuk jaga jaga ^_^)

Foto saat kapal belum berangkat
Jam 17.30 WIB, kapalpun berlayar menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berbekal mie instan cup, minuman kopi saset dan roti, malam hari di kapal serasa kemping bersama anak-anak pramuka. Ngobrol bersama om om supir truk dan penumpang lain, tak terasa sudah larut malam. Tidak lupa juga, untuk mengabadikan momen di dalam kapal.. hehehe

Pakai life jacket, biar ngapung di air.... wakwkakwakka


10 Oktober, pukul 17.00 WITA kapal tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasih. Turun ke tempat penyimpanan kendaraan, langsung ngecek si Cesy (sebutan untuk motor Cs-1 saya). Ini yang bikin saya kesal, kaca cembung kecil sebelah kiri hilang. Mungkin jatuh atau diambil orang, aku gak tau. Ah gak papalah, wong cuma 5000 harganya. Wkkwkwkwk. Turun kapal, langsung di jemput oleh bikers kota Banjarmasin. Mulai dari Supra Banjarmasin, Vario Banjarmasin, Thunder Banjarmasin, Cs-1 Banjarmasin, Megapro Banjarmasin dan komunitas lain yang gak bisa disebutkan satu persatu. Hehehheeh..
Tiba di penginapan, kamar kos milik anggota POC (paguyuban otomotif club) Barabai, Kalimantan Selatan. Kami langsung menuju rumah ketua komunitas Honda Banjarmasin, lalu menuju Pasar Lama yang letaknya di pusat kota Banjarmasin. Makan nasi ayam murah meriah, harga cuma Rp.6.000,-. Lanjut tidur pukul 03.00 WITA.
Paginya pukul 06.00 WITA, bangun pagi dan langsung berkemas. Di ajak sarapan makan nasi mie merah. Wah... mie kok warna merah ? Awalnya aku kira campuran es cendol, eh ternyata mie. Hohohoh..

 Nasi campur mie dan daging

Setelah kenyang, kembali ke kos. Bersiap-siap berangkat. Foto-foto sebentar bareng bikers Banjarmasin. Berangkat pukul 08.00 WITA menuju arah timur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Diiringi oleh teman-teman bikers, melewati salah satu jembatan paling terkenal di Kalimantan Selatan, Jembatan Barito. Sungai terbesar yang ada di Kalimantan Selatan. Setelah berfoto, saya pun berpamitan dengan teman-teman bikers. Akhirnya aku pun melanjutkan perjalan seorang diri.

Foto di sekitar Jembatan Barito Kalimantan Selatan
Lanjut gass terus sepanjang jalan... Untuk kecepatan 70-80kmj, jarak Banjarmasin - Palangkaraya bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam perjalanan. Kondisi jalan yang sangat mulus serta tidak banyaknya arus lalu lintas membuat perjalananku sedikin lebih cepat. Sekitar satu jam perjalanan dari Banjarmasin, tiba di gapura perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, otomatis perbedaan waktu pun berubah lebih lambat satu jam dari sebelumnya. Kemudian melintasi Kabupaten Kapuas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya. Dan ada yang unik dari jalur ini, yaitu di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Naitu namanya jembatan Tumbang Nusa, dengan panjang kira-kira 10km. Meskipun namanya jembatan, namun tidak ada sungai atau jurang di bawahnya. Jembatan ini hanya menggatikan fungsi jalan yang sebelumnya dan sudah tidak terpakai, karna jalan tersebut sering banjir dan menyebabkan kemacetan yang parah. Akhirnya pemerintah pusat dan daerah sepakat untuk membangun jembatan tersebut.

Jembatan Tumbang Nusa


Lanjut deh,, sampai di Kota Palangkaraya. Istirahat sejenak di taman sekitaran Bundaran Besar Kota Pangkaraya. Karna diamanahkan orang tua untuk mampir ke rumah om ku di kota itu, maka aku segera hubungi teman-teman bikers untuk membantu mencarikan alamatnya. Sekalian silaturahmi sebentar di markas besar Mocca(Modifikasi Ceper Cakep Palangkaraya). Setelah ngobrol ngalor ngidul dan akhirnya aku minta antarkan ke rumah om ku. Ternyata gak jauh, sekitar 3 menitan mencari akhirnya ketemu. Dan aku pun berpamitan dengan mereka.
Pagi harinya, sesuai rencana tadi malam, aku menyiapkan jerigen ini 5 liter sebanyak 2 buah. Berjaga-jaga agar di jalan tidak kehabisan bensin. Berhubung susahnya untuk menemukan SPBU di sepanjang jalur trans kalimantan. Hanya di ibukota dan di kecamatan tertentu yang terdapat SPBU. Jerigen pun ku dapat dengan mudah. Ngisinya pun ngantri dulu di SPBU. Pukul 08.00 WIB aku berangkat menuju Sampit, Kalimantan Tengah. Pamit dulu sama tuan rumah, ehh malah dapet sangu (uang jajan). Wah asikk nih.. :D
Di perjalanan semua tampak biasa saja, jalan mulus tanpa halangan apapun sehingga bisa memacu kendaraan mencapai 90kmj. Perjalanan ditempuh kira-kira 4 jam. Sama seperti jarak Banjarmasin ke Palangkaraya. Hanya saja ada beberapa ruas jalan yang masih sempit.
 
Jalur Palangkaraya - Sampit
Setelah di Sampit, aku menghubungi temen biker dari club Kecebong (lupa apa kepanjangannya, hehehe). Setelah janjian dan bertemu, aku langsung dibawa ke rumah salah satu anggotanya untuk beristirahat, makan siang dan ngobrol santai. Malah hari tiba, kebetulan pas malam minggu, jadi suasana kota ramai. Kopdar bareng Kecebong dan berkenalan dengan anggota mereka. Pukul 23.00 lalu kembali ke rumah untuk beristirahat.
Minggu, 13/10. Pukul 08.00 kembali melanjutkan perjalanan menuju Simpang Runtu, Kabupaten Kotawaringin Barat. Tidak lupa sarapan dan berpamitan kepada teman teman biker yang menyambut. Lama perjalanan sama dengan jarak tempuh sebelumnya yaitu sekitar 4 jam. Perjalanan pun didominasi oleh perkebunan sawit dan perkampungan kecil. Stop and rest sebentar sambil ngisi bensin cadangan yag ada dalam jerigen di Kabupaten Seruyan. 5 menit istirahat, lanjut lagi perjalanan.
Pukul 12.00 siang, tiba di desa Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat. Karna sebelumnya diperintahkan orang tua untuk mampir ke rumah Pak De Mul (Kakak ayah saya) yang ada di sini. Akhirnya aku hubungi beliau. Akhirnya janjian di Tugu Petani SP3, Pangkalan Lada. Dijemput oleh anaknya lalu digiring ke rumah Pak De. Setelah ngorlol ngalor ngidul karna sudah lama sekali tidak bertemu. Lalu aku beristirahat tidur siang setelah menyantap makan siang bersama mereka. Malam harinya karena ada acara pernikahan di rumah tetangga dan mengadakan pasar malam serta pertunjukan tarian dan seni lainnya yang berasal dari Jawa. Karna penduduk setempat mayoritas berasal dari pulau Jawa.

Gerbang Kabupaten Kotawaringin Barat


Senin, 14/10. Sebelum berangkat, disarankan oleh Pak De untuk mengecek kondisi motor di bengkel. Lalu Pak De mengantar menuju bengkel terdekat. Pengecekan terutama di sisi kaki kaki motor, kondisi ban, velg, rantai dan pengereman. Setelah dicek, semua baik-baik saja, hanya mengganti tekanan udara ban dengan yag baru. Pukul 08.00 aku lanjutkan perjalanan, seelumnya telah diberi sangu, hehehe... Tak jauh dari desa Pangkalan Lada, ada persimpangan. Yaitu persimpangan menuju Pangkalan Bun, ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat dan arah menuju Batas provinsi Kalimantan Tengah - Kalimantan Barat yang bernama Simpang Runtu. Tak jauh dari persimpangan, ada SPBU yang sedang beroperasi. Setelah mengantri cukup lama karena ramainya pembeli, aku lanjut perjalanan kurang lebih 4 jam menuju perbatasan.

Cek fisik(kayak di samsat aja)


 
Simpang Runtu. Batas Kalbar 300km,, weww !!!
Perjalanan didominasi oleh perkebunan sawit. Aspal baru yang wuiihhhh mulus banget tanpa lubang. Perjalanan menuju Nanga Bulik, ibukota Kabupaten Lamandau.
 
 Jalan lebar di Nanga Bulik, namun masih sepi kendaraan
 
Akhirnya ketemu petunjuk arah Pontianak
Setelah beristirahat dan foto foto sebentar di Nanga Bulik, lanjut lagi perjalanan. Pejalanan kali ini tak semulus yang aku bayangkan. Masih ada beberapa ruas jalan yang belum di aspal, masih berupa timbunan tanah dan batu kerikil dan jembatan jembatan kecil yang belum tersambung. Hanya melalui jembatan darurat berupa kayu. Berikut foto fotonya :
 




 
 
Tiba di perbatasan Kalimantan Tengah - Kalimanta Barat pukul 12.30 WIB. Berbeda dengan di Jawa, biasanya perbatasan antar provinsi di sekelilingnya terdapat rest area yang menarik, parkir luas, toilet umum dan fasilitas penunjang lainnya. Di sini hanya terdapat 2 buah warung kecil berdekatan yang menyediakan makanan, minuman, rokok dsb. Satu warung letaknya di Kalimantan Tengah dan yang satunya di Kalimantan Barat. Wah unik juga nih... Warung ini biasa melayani para supir angkutan sawit yang melintasi jalur ini.
 


Batas Provinsi Kalimantan Tengah - Kalimantan Barat
Nah.. dari sini menuju Pontianak ibukota Provinsi Kalimantan Barat membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Aku lanjutkan perjalanan dengan target kira-kira sampai di Pontianak pukul 7 malam. Perjalanan yang ku lalui sangat mulus, cukup sepi dan berkelok-kelok. Melewati pegunungan Schwaner yang membatasi kedua provinsi. Di sepanjang jalan ini menuju penyeberangan fery hanya terdapat 2 SPBU. Namun karna baru didirikan, kedua SPBU tersebut belum beroperasi.
Perjalanan cukup melelahkan. Awalnya aku tak mengetahui jarak antara perbatasan provinsi hingga Pontianak. Jadi aku tidak tahu perkiraan waktu tempuhnya. Aku cuma berharap di hadapanku ada sebuah permukiman atau pasar dimana di sana terdapat penyeberangan kapal fery. Setelah ditunggu dan dinanti, pukul 17.30 WIB aku sudah sampai di penyeberangan fery menuju Tayan, Kabupaten Sanggau. Cukup membayar jasa angkutan sebesar Rp. 10.000,-. Dari penyeberangan ini, aku sudah bisa membayangkan berapa jarak dan waktu yang kutempuh untuk mencapai ibukota.


Naik kapal fery menuju Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau.
Setelah sampai di seberang, aku lanjukan lagi perjalananku. Mengingat cadangan bensin di tangki dan jerigen mulai tipis, aku langsung bergerak menuju arah Pontianak. Karna tak menemukan SPBU yang beroperasi, aku pun mengisi bensin di eceran tepi jalan. Harganya Rp. 9.000,- waktu itu (Harga premium masih Rp.4.500,-/liter). Cukup mahal :D

Sesuai perkiraan sebelumnya, aku memasuki Kota Pontianak sekitar pukul 19.00 WIB. Langsung ambil jalur ke arah utara menuju Singkawang dari arah Tugu Alianhyang, Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Kurang lebih setengah jam setelah itu, perut pun sudah tak tahan menahan lapar. Karna hanya dibekali sarapan nasi ayam tadi pagi. Berhenti di pasar terdekat yaitu di Jungkat, Kabupaten Mempawah. Akhirnya kuputuskan untuk makan pecel ayam (sebutan untuk lalapan ayam bagi warga sini). Setelah selesai menyantap hidangan, aku kembali ke parkiran untuk melihat kondisi Cesy (motorku). Aduhh siall... ban belakang kempes alias bocorrr.... Karna tidak punya alat untuk mengatasi ban bocor, akupun bertanya kepada penjual lalapan ayam tadi untuk menanyakan dimana lokasi tukang tambal ban terdekat. Setelah diberi tahu, ternyata tidak jauh dari lokasi tempat makan tadi. Setelah berjalan menuntun sepeda motor kira kira 200 meter, kutemukan sebuah kios dan warung kecil yang di sampingnya melayani tambal ban. Untungnya masih buka, jadi gak repot-repot lagi untuk menggedor gedor pintu rumahnya,, ehhehehe...

Kira-kira pukul 21.00, Cesy pun selesai ditambal, keluar duit Rp. 8.000,-. Kali ini perjalanan tanpa rintangan. Jarak Jungkat - Singkawang kurang dari 150km. Dan alhamdulillah sampai di Singkawang pukul 01.00 WIB. Langsung kuarahkan motorku menuju rumah. Horeeee......... Akhirnya sampai juga... Perjalanan darat terjauh pertamaku. Hihihih...
Ok trimakasih buat yang udah membaca tulisan ini. Buat referensi teman teman pembaca yang ingin melakukan perjalanan yang melintasi jalur ini.

Tunggu ceritaku yang lain ya... mungkin dalam beerapa bulan kedepan akan di update lagi pengalaman solo ridingku di tanah kalimantan ini ^_^
Ini foto foto hasil jepretanku selama perjalanan :

 Nasi ayam di Pasar Lama Banjarmasin


 Jembatan Barito


 Ikatan Motor Ceper Indonesia, Sampit.


 Klub motor Banjarmasin


 Spion retak saat di dalam kapal


 Kondisi awal kendaraan sebelum keberangkatan


 Taman di Bundaran besar, Palangkaraya


Kecebong, Sampit